Antasari Azhar. Siapa yang tak mengenal namanya, ketua KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) yang paling disegani dan “ditakuti” oleh orang-orang yang melakukan korupsi. Selalu membuat kejutan dengan gebrakan-gebrakan yang dilakukannya. Beragam orang penting bahkan anggota DPR pun banyak yang sudah ditangkap oleh KPK. Masyarakat pun kagum, salut, dan bangga memiliki KPK yang terkesan tidak pandang bulu dalam menindak segala kasus korupsi, bahkan mertua dari presiden SBY pun tidak luput dari KPK.
Saya secara pribadi kagum dan salut pada KPK atas terbongkarnya berbagai kasus, walau masih terkesan tebang pilih. tetapi apapun itu saya tetap salut atas konsistensi dalam bertindak memberantas korupsi di Indonesia. Kalau bicara KPK tidak luput dari nama Antasari Azhar selaku ketua KPK yang menjadi sorotan publik. Demikian juga saya pribadi melihat sosok beliau yang luar biasa.
Sampai pada suatu waktu beberapa bulan lalu saya sempat diskusi dengan rekan-rekan saya mengenai hal-hal yang sekiranya bisa menjatuhkan citra Antasri Azhar, mengingat beliau pasti banyak “dimusuhi” orang-orang yang gerah dengan kerjaan KPk yang selalu gencar dalam bertindak memberantas korupsi. Dalam diskusi tersebut saya yakin sekali bahwa Antasari tidak akan sampai terjerumus dalam jebakan yang berhubungan dengan korupsi. Karena beliau tentunya sudah sangat sadar risikonya dan akan sangat berhati-hati dalam bertindak apapun yang sekiranya bisa membahayakan dirinya (menjatuhkan citra diri) atau menjatuhkan nama KPK sebagai komisi yang disegani.
Namun (30 April 2009) saya mendapat informasi kalau ada dugaan kalau Antasari Azhar terlibat dalam kasus pembunuhan Nasruddin Zulkarnaen - direktur PT Putra Rajawali Banjaran (PRB). Saya kaget juga, apa iya sih? Lalu apa hubungannya kok bisa ada dugaan itu muncul? Itu yang menjadi pertanyaan saya.
Baru sore harinya saya mendapat jawaban bahwa memang ada skandal percintaan antara keduanya. Apakah Antasari sengaja dijebak oleh kalangan tertentu untuk menjatuhkan reputasi Antasari dengan kasus ini? Itu yang belum ada titik terang.
No comments:
Post a Comment